Tanabata atau Festival bintang adalah satu perayaan yang berkaitan dengan musim panas di Jepang, Tiongkok, dan Korea. Hampir seluruh pelosok Jepang merayakan festival ini dan perayaan yang paling meriah diselenggarakan di kota Sendai. Namun sayang, gempa dahsyat telah memporaporandakan kota ini di bulan Maret 2011 sehingga tentunya akan ada perubahan dalam perayaan kali ini.
Perayaan Tanabata mulai dikenal di Jepang sejak zaman Edo (1603-1867). Peristiwa alam di awal bulan Juli. Saat bintang Altair dan Vega bertemu dilangit setelah terpisahkan selama satu tahun mengilhami masyarakat kuno di China untuk menjadikannya legenda percintaan antara sepasang kekasih. Di Jepang, legenda ini dikenal sebagai kisah cinta Orihime dan Hikoboshi dan perayaan pertemuan mereka di kenal dengan nama Tanabata dan menjadi ritual masyarakat yang menikmati langit malam di musim Panas.
Legenda Tanabata di Jepang mengisahkan bintang Vega yang merupakan bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra sebagai Orihime, Putri Dewa langit yang pandai menenun. Bintang Altair yang berada di rasi bintang Aquila dikisahkan sebagai penggembala yang rajin bernama Hikoboshi. Walau awalnya mereka tidak mendapatkan restu, kegigihan Hikoboshi untuk menikahi Orihime meluluhkan hati dewa langit.
Sayang, setelah menjadi suami istri, pasangan ini lebih sering bersenang senang dan bermalas malasan sehingga Orihime tidak lagi menenun dan Hikoboshi tidak lagi menggembal. Dewa langit yang murka memisahkan keduanya dengan Amanogawa (Sungai Amano/ galaksi Bima Sakti) diantara mereka.
Pasangan ini hanya diizinkan bertemu setahun sekali dimalam hari ke-7 bulan ke-7 setelah mereka bekerja keras selama setahun. Ketika mencoba untuk saling berjumpa ternyata sungai tanpa jembatan itu sulit dilalui sehingga Orihime menangis. Sekawanan burung Kasasagi mendengar tangisan ini dan membentangkan sayap untuk membentuk Jembatan. Namun, jika hari hujan, burung - burung itu tidak akan datang dan pasangan ini terpaksa menuggu hingga setahun kedepan.
Ada Versi yang menceritakan agar hujan tidak turun pada tanggal tersebut, sejak semalam sebelumnya pasangan ini memohon kepada Dewa Bintang dengan menuliskan sajak - sajak harapan di secarik kertas kertas warna warni yang di sebut 'Tanzaku' untuk digantungkan dibatang pohon bambu. Batang pohon bambu ini dipercaya akan tumbuh menjulang ke langit sehingga permohonan mereka pun akan terbaca oleh Dewa Bintang.
Pada awalnya masyarakat merayakan Tanabata untuk turut berdoa agar malam hari tersebut langit cerah sehingga Orihime dan Hikoboshi bisa bertemu.
Namun, seiring nerjalannya waktu, tampaknya masyarakat lebih mementingkan kebiasaan pasangan kekasih yang menuliskan harapan harapan mereka diatas secarik kertas berwarna warni dan menggantungkannya di batang pohon bambu dengan harapan doa mereka terkabul
Penulisan dan penggantungan secarik kertas harapan ini berakhir ketika 'Obon Matsuri' (Festival Arwah) dimulai pada bulan Agustus, Pohon bambu yang sudah digantungi banyak kertas harapan, umunya akan dilarung ke sungai sebagai perlambang kemalangan atau nasib buruk yang hanyut terbawa oleh air dan doa yang akan terkabul.
sumber : Milis Tadotsugakuen
0 komentar:
Posting Komentar